Senin, 20 Mei 2013

DUA BATU KERIKIL

DUA kerikil Beberapa tahun silam di sebuah desa, ada seorang petani yang terlilit utang cukup banyak kepada seorang rentenir. Karena si petani tidak sanggup membayar hutangnya, maka rentenir memberikan penawaran kepada petani, "Jika engkau mau menyerahkan anak gadismu menjadi istriku, maka hutangmu kuanggap lunas." Baik petani maupun anak gadisnya ketakutan mendengar tawaran yang diberikan si lintah darat. Lintah darat mengatakan bahwa dia akan menaruh dua kerikil di dalam sebuah tas, yang satu waerna hitam dan yang lain warnah putih. Kemudian anak gadis petani harus mengambil salah satu batu dari dalam tas. Jika ia mengambil batu hitam maka ia akan menjadi istri rentenir dan utang ayahnya dianggap lunas. Tetapi jika ia mengambil batu putih, ia tidak perluh menikah dengan si lintah darat dan hutang ayahnya akan tetap dianggap lunas. Kalau ia menolak mengambil salah satu batu, ayahnya akan masuk penjara. Mereka bertiga berdiri diatas hamparan batu-batu kerikil dekat ladang si petani. Sementara itu, si rentenir beranjak untuk mengambil mengambil dua buah batu kerikil. Anak gadis petani memperhatikan bahwa batu yang diambil si rentenir keduanya berwarna hitam. Setelah memasukan kedua batu kedalam tas, ia menyuruh si gadis mengambil sala satu batu. Bayangkan jika Anda adalah anak gadis petani itu, apa yang akan Anda lakukan? Ada tiga kemungkinan yang bisa dilakukan anak gadis tersebut, menolak mengambil batu, mengatakan secara terang-terangan kecurangan si lintah darat, atau mengambil batu hitam dan menjadi istri rentenir, dan hutang ayahnya lunas. Tapi si gadis mengambil salah satu batu dan sengaja menjatuhkannya diatas hamparan batu-batu lainnya, sehingga sulit menentukan batu warna apa yang telah diambilnya . "Maaf aku lalai. Tetapi dengan melihat batu warnah apa yang ada didalam tas, maka dapat dipastikan batu warnah apa yang aku ambil. " Katanya. Singkat cerita, ia tidak jadi menikah dengan rentenir dan utang ayahnya pun lunas. Kisah diatas merupakan sebuah contoh yang membedahkan dua pola berpikir, yaitu pola berpikir vertikal dan pola berpikir lateral. Pola berpikir vertikal dikenal juga dengan pola berpikir logis konvensional dan inilah yang umum dikenal, dimana berdasarkan fakta yang ada seorang akan berpikir tahap demi tahap untuk menemukan pemecahan masalah yang masuk akal. Sedangkan pola berpikir lateral tetap dengan fakta yang sama, namun dengan cara pandang yang berbeda, keluar dari cara berpikir yang biasa-biasa. Misalnya, dengan melihat pemecahan kepada hasilnya terlebih dahulu, dan bukan pada masalahnya, lalu dicari pemecahan dengan cara berpikir kreatif. Untuk meraih kemenangan dalam menjalani kehidupan yang sulit, kita harus berpikir secara kreatif. Namun yang lebih penting dari semuanya, mintahlah hikmat dari Tuhan!

0 komentar:

Posting Komentar